Kementerian Sosial (Kemensos) tengah gencar mempersiapkan Program Sekolah Rakyat yang direncanakan mulai beroperasi pada Juli 2025. Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menekankan pentingnya percepatan proses pendirian agar target tercapai.
Meskipun dalam masa liburan Lebaran 2025, Kemensos tetap menggelar rapat daring untuk memastikan kesiapan program ini. Gus Ipul menginstruksikan agar proses penetapan guru dan siswa, serta kebutuhan mendesak lainnya, segera diselesaikan pada Mei dan Juni 2025.
Percepatan ini meliputi survei lokasi Sekolah Rakyat, baik berupa bangunan maupun lahan yang tersedia. Bahkan, Gus Ipul meminta agar geo-tagging lokasi disiapkan dalam waktu tiga hari. Hal ini menunjukkan komitmen kuat Kemensos dalam merealisasikan program ini tepat waktu.
Tujuan dan Sasaran Sekolah Rakyat
Sekolah Rakyat dirancang khusus untuk anak-anak keluarga miskin dan miskin ekstrem. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi kelompok rentan tersebut, memberikan kesempatan yang setara dengan anak-anak dari keluarga mampu.
Dengan demikian, Sekolah Rakyat diharapkan dapat membantu memutus mata rantai kemiskinan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Program ini tidak hanya fokus pada pembelajaran akademik, tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan hidup.
Kurikulum dan Fasilitas
Kurikulum Sekolah Rakyat akan dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik anak-anak dari keluarga kurang mampu. Materi pelajaran akan disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan sekitar, serta menekankan pada praktik dan keterampilan.
Selain itu, Kemensos juga memperhatikan kesiapan fasilitas penunjang pembelajaran. Bukan hanya gedung sekolah, tetapi juga sarana dan prasarana lainnya, seperti buku pelajaran, alat tulis, dan teknologi pendidikan, akan diperhatikan.
Kesiapan Pemerintah Daerah
Sebanyak 485 pemerintah daerah telah menjalin komunikasi intensif dengan Kemensos terkait program Sekolah Rakyat. Dari jumlah tersebut, 202 pemerintah daerah telah menyerahkan proposal kesanggupan, lengkap dengan kesiapan lahan atau bahkan bangunan sekolah.
Dukungan perguruan tinggi juga terlihat, dengan beberapa perguruan tinggi menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi. Kemensos sendiri telah menyiapkan 41 bangunan yang terdiri dari 33 bangunan sentra, 5 balai diklat, 1 pusdiklat, dan 1 poltekessos.
Monitoring dan Evaluasi
Sekretaris Jenderal Kemensos, Robben Rico, menekankan pentingnya pelaporan perkembangan program setiap hari kepada tim koordinasi yang ditunjuk. Hal ini menunjukkan komitmen Kemensos dalam memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program secara ketat.
Sistem monitoring yang ketat ini diharapkan dapat memastikan efektifitas program dan mengatasi potensi kendala yang mungkin muncul selama proses pendirian dan pelaksanaan Sekolah Rakyat. Evaluasi berkala juga akan dilakukan untuk melihat dampak program terhadap peningkatan kualitas hidup anak-anak yang menjadi sasaran.
Tantangan dan Harapan
Meskipun terdapat dukungan dari berbagai pihak, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah memastikan ketersediaan guru yang berkualitas dan berdedikasi tinggi untuk mengajar di Sekolah Rakyat.
Selain itu, dibutuhkan juga kerjasama yang erat antara Kemensos, pemerintah daerah, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memastikan keberhasilan program ini. Diharapkan Sekolah Rakyat dapat menjadi solusi untuk mengatasi kesenjangan pendidikan dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Dengan persiapan yang matang dan komitmen yang kuat dari semua pihak, diharapkan Sekolah Rakyat dapat terlaksana dengan baik dan mencapai tujuannya untuk mencerdaskan anak bangsa, khususnya dari kalangan keluarga miskin dan miskin ekstrem.